Peran Pelatihan Akuntansi terhadap Penerapan ISAK 35 pada Yayasan Keagamaan di Indonesia

Abstract

Perkembangan standar akuntansi di Indonesia membawa konsekuensi bagi seluruh entitas, termasuk organisasi nirlaba. Salah satu regulasi penting adalah ISAK 35 yang mewajibkan entitas nirlaba untuk menyajikan laporan keuangan secara lebih transparan, akuntabel, dan sesuai prinsip akuntansi keuangan. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak yayasan keagamaan belum sepenuhnya mampu menerapkan ISAK 35, baik karena keterbatasan sumber daya manusia, minimnya pemahaman teknis, maupun terbatasnya akses terhadap pelatihan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pelatihan akuntansi berperan dalam meningkatkan pemahaman dan penerapan ISAK 35 pada yayasan keagamaan di Indonesia. Dengan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yayasan dan dokumentasi program pelatihan akuntansi, penelitian ini berupaya memberikan gambaran nyata mengenai peran strategis pelatihan dalam menunjang tata kelola keuangan yang sesuai standar.Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan akuntansi mampu memberikan dampak signifikan terhadap pemahaman pengurus yayasan mengenai klasifikasi aset, kewajiban, dan pengakuan pendapatan sesuai dengan ISAK 35. Yayasan yang mengikuti program pelatihan cenderung memiliki laporan keuangan yang lebih terstruktur, konsisten, serta mampu memenuhi kebutuhan transparansi bagi para donatur maupun regulator. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi lembaga penyelenggara pelatihan akuntansi, asosiasi profesi, serta regulator, bahwa pelatihan yang terarah, berbasis kebutuhan, dan berkesinambungan dapat memperkuat penerapan ISAK 35 di sektor nirlaba.